Chest
pain atau "nyeri dada" sangat tidak asing di
benak kita. Namun sayangnya, masyarakat kita sering mendefinisikan chest pain sebagai suatu gejala[2] realisasi gangguan yang berasal dari organ jantung saja. Padahal sejatinya, chest pain tidak hanya berasal dari organ jantung. Akan tetapi
dapat juga berasal dari organ pernafasan, organ pencernaan dan bisa juga dari
masalah kejiwaan.
Chest
pain dari masing-masing organ ini
memiliki ciri-ciri yang khas sehingga membuatnya dapat dibedakan dari chest pain yang berasal dari organ
lainnya.
Berikut ini akan kami paparkan secara lebih
rinci tentang etiologi[3] chest pain dari setiap organ.
Diantara tujuan dari pemaparan ini adalah untuk membedakan etiologi dari
berbagai chest pain sehingga bisa
dibedakan masing-masingnya.
1. Chest pain dari organ jantung
Jantung adalah salah satu
organ vital bagi kehidupan manusia. Ia berfungsi untuk memompa darah ke seluruh
tubuh dalam rangka membantu proses metabolisme. Dalam menjalankan fungsinya,
terkadang jantung mengalami gangguan sebagaimana dalam penyakit AMI[4].
AMI ini merupakan salah
satu penyakit jantung yang seringkali menimbulkan keluhan berupa chest pain/nyeri dada. Hal ini
disebabkan karena adanya sumbatan lemak atau plak[5] di sebagian pembuluh darah[6] jantung sehingga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung yang mengakibatkan otot
jantung mengalami hipoksia[7] yang lama-kelamaan menjadi iskemik atau matinya sebagian sel otot jantung.
Keadaan inilah yang
menimbulkan rasa nyeri di dada terutama di sebelah kiri. Kenapa di sebelah
kiri? Karena jantung letaknya di sebelah kiri[8].
Gejala lainnya yaitu nyeri bisa sampai dagu, leher kiri, bahu kiri, lengan kiri
hingga ujung jari sebelah kiri.
Kenapa semua gejala
spesifiknya ada di sebelah kiri? Karena arteri koroner berfungsi untuk
mensuplai darah ke bagian-bagian tubuh sebelah kiri seperti dagu, leher, bahu,
lengan hingga jari-jari sehingga ketika suplai oksigen itu tergganggu maka
secara otomatis organ-organ yang disebutkan tadi akan mengalami nyeri.
Kriteria lain nyeri dada
pada organ jantung ini adalah rasa nyeri yang dirasakan seperti dada terikat
dengan erat atau ditindihi beban yang sangat berat, nyeri timbul secara
mendadak dan biasanya dipicu oleh olah raga atau emosi.
Untuk diagnosis pasti
penyakit AMI bisa didukung dengan pemeriksaan EKG[9] dan enzim jantung.
2. Chest pain dari organ paru-paru
Sama halnya dengan
jantung, paru-paru merupakan satu organ vital manusia yang tanpa eksistensinya,
sulit bagi manusia untuk bernafas. Pada sebagian penyakit paru-paru[10],
terkadang menimbulkan nyeri dada yang kronik progresif[11] yang disebabkan karena adanya infeksi bakteri.
Chest pain pada penyakit
paru tidak timbul secara mendadak sebagaimana pada penyakit jantung. Akan
tetapi penderita sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit paru kronis yang
menimbulkan gejala chest pain dan semakin lama semakin memberat.
Sebenarnya nyeri dada yang
terjadi pada penyakit paru kurang begitu dominan dirasakan oleh penderita. Akan
tetapi yang sangat dirasakan adalah adanya sesak nafas[12].
Disamping itu ada gejala lain yang menyertai yaitu batuk[13] dan demam[14].
Untuk mengetahui diagnosis
penyakit apakah chest pain tersebut berasal dari organ paru atau tidak, maka
dapat dilakukan pemeriksaan rontgen paru dan EKG.
3. Chest pain dari organ pencernaan
Organ pencernaan adalah
salah satu organ yang juga memiliki fungsi tidak kalah penting bagi manusia.
Organ ini mempunyai peran mengurai setiap makanan dan minuman yang masuk ke
tubuh menjadi zat-zat yang diperlukan tubuh dengan cara mengabsorbsi[15] dari organ lambung dan usus.
Suatu kelainan pada sistem
pencernaan yang dapat menimbulkan chest pain yaitu GERD[16].
Mekanisme nyerinya adalah asam lambung naik sampai kerongkongan sehingga
mengiritasi dinding esophagus. Asam lambung ini bisa naik menuju ke esophagus
dikarenakan lemahnya penutup lambung bagian atas[17].
Ciri khas nyerinya adalah
terletak di belakang tulang dada bagian tengah (tulang sternum), rasanya panas
seperti terbakar dan menjalar hingga ke leher. Penderita juga mudah merasakan
kenyang, sering sendawa ("glegeken" dalam bahasa jawa).
Diagnosis penyakit ini
sudah cukup jelas jika dilihat dari gejala yang dikeluhkan pasien. Akan tetapi
untuk memastikannya, dapat juga dilakukan pemeriksaan esophaguscopi[18] atau endoskopi[19].
4. Chest pain karena masalah kejiwaan
Kehidupan manusia idak
bisa lepas dari yang namanya problem. Setiap manusia memiliki problem tanpa
terkecuali kita. Hanya saja kita tidak boleh berpangku tangan menunggu
keajaiban saat terjadi suatu problem. Akan tetapi kewajiban kita adalah wake up, bergerak dan mencari solusi terbaik
dengan cara-cara positif serta adaptif yang tidak merugikan banyak pihak.
Sayangnya, tidak setiap
orang bisa menerapkan metode penyelesaian masalah dengan baik. Padahal sudah
banyak tersebar di berbagai penjuru negeri tempat-tempat belajar yang
mengajarkan bagaimana menangani suatu problem.
Realita masyarakat
menunjukkan bahwa manusia yang memiliki kecerdasan tinggi sudah sangat banyak.
Akan tetapi mengapa kehidupan tidak kunjung membaik? Masih ada sebagian orang
yang ingin menyelesaikan problem-nya dengan mengakhiri kehidupannya? Salah satu
jawabnya adalah karena tidak ada kepintaran dari segi iman dan akhlaq.
Akal dan teknologi tumbuh
dengan pesat akan tetapi iman dan akhlaq tenggelam tanpa diperdulikan. Hal itu
menyebabkan munculnya keluhan-keluhan patologis yang sebagiannya bersifat
psikologis. Diantaranya adalah chest
pain. Lebih spesifiknya ialah chest
pain in psychiatric problems.
Chest pain dan masalah kejiwaan memiliki hubungan yang sangat signifikan. Karena ada
sebagian orang yang ia mengalami kelainan psikosomatis[20] sehingga mengeluhkan nyeri dada. Hal ini wajar terjadi bagi sebagian orang
dengan tipe kepribadian tertentu. Semisal tipe kepribadian tertutup (introvert)
atau mudah tersinggung[21].
Nyeri dada pada pasien ini tidak spesifik dikarenakan pasien tidak bisa
menggambarkan secara tepat. Pasien mengalami kebingungan dalam menjelaskannya.
Terkadang ia mengatakan pusing, sesak nafas hingga nyeri dada.
Solusi untuk mengatasi
nyeri dada itu adalah dengan psikoterapi[22] dan mengenalkan pasien dengan strategi pemecahan masalah yang adaptif. Karena
ketika pasien sudah menemukan solusinya, maka nyeri dada bisa berkurang atau bahkan
bisa hilang.
Keterangan
[2] Gejala adalah data yang diperoleh
dari pernyataan yang diucapkan oleh klien atau pasien. Sedangkan tanda adalah
data yang didapat dari pengamatan atau analisa atau pengkajian klinis dari
perawat atau dokter atau tim kesehatan lainnya. Dari sini nampak adanya
perbedaan mendasar antara pengertian istilah "tanda" dan "gejala".
[3] Etiologi adalah penyebab terjadinya
sesuatu. Namun seringkali kata "etiologi" lebih akrab diaplikasikan dalam dunia
kesehatan.
[4] AMI (Acute Myocard Infark) adalah
kematian mendadak pada sebagian otot jantung karena kurangnya suplay oksigen atau
suatu diagnosis penyakit yang mendasari timbulnya chest pain.
[5] Plak adalah kumpulan kotoran yang
ada di pembuluh darah yang bisa berupa nikotin, sisa produk metabolisme yang
tidak dibuang.
[6] Lebih spesifik sumbatannya ada di
arteri koronaria. Suatu arteri yang cukup vital bagi jantung.
[7] Hipoksia adalah keadaan dimana
sel-sel organ tertentu mengalami kekurangan oksigen
[8]Normalnya jantung letaknya di dada
sebelah kiri atau yang dikenal dengan istilah sinistrokardia. Namun ada juga
kelainan congenital (bawaan sejak lahir) dimana jantung berada di sebalah kanan
atau yang dikenal dengan nama dextrokardia. Penulis memiliki rekaman video yang
menarik tentang pasien dextrocardia. Bahkan rekan dari penulis pernah menjumpai
pasien dextrokardia di salah satu Rumah Sakit di Temanggung dan dikatakan bahwa
kasus ini termasuk kategori "kasus langka".
[9] EKG adalah Elektro Kardiografi atau
alat rekam irama jantung.
[10] Seperti bronchitis, pneumonia, TBC
dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
[11] Nyeri kronik progresif adalah
keadaan yang pada jangka waktu lama semakin bertambah berat.
[12] Hal ini karena bakteri itu
mempersempit jalan nafas sehingga keluar masuknya udara mengalami hambatan yang
mengakibatkan pasien mengalami sesak nafas.
[13] Sebagai respon tubuh untuk
mengeluarkan benda asing yang ada di saluran nafas bagian bawah (dari
bronkiolus sehingga alveolus)
[14] Terjadi demam disebabkan karena
adanya peradangan.
[15] Absorbsi adalah menyerap sari-sari
makanan. .
[16] Gastro Esophageal Refluks Disease
adalah suatu penyakit yang diakibatkan lemahnya otot penutup lambung bagian
atas atau mendatarnya posisi lambung sehingga mengakibatkan makanan kembali ke
esophagus (kerongkongan)
[17] Dalam bahasa medis dikenal dengan
kardia.
[18] Suatu pemeriksaan yang dilakukan
dengan cara memasukkaan selang khusus yang berkamera melalui mulut menuju
esophagus. Fungsinya untuk melihat dinding esophagus apakah teriritasi atau
tidak.
[19] Mekanismenya sama dengan footnote
no 17. Akan tetapi kalau endoskopi, alat tersebut sampai ke bagian lambung.
[20]Suatu gangguan kejiwaan yang
disebabkan oleh adanya tekanan psikologis sehingga menimbulkan manifestasi
gejala fisik. Seperti pingsan, kejang, sesak nafas, denyut jantung meningkat.
[21]Hal ini dikarenakan tidak adanya
penyelesaian masalah yang adaptif sehingga seorang terkadang mudah tersinggung.
[22] Psikoterapi adalah terapi yang
diberikan kepada pasien dengan gangguan kejiwaan dengan menggunakan metode
komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar