Kamis, 12 Juli 2012

Atonia uteri

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini. Perdarahan
pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi.

Batasan: Atonia uteri adalah uterus yang tidak berkontraksi setelah janin dan plasenta lahir.

Penyebab :
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor predisposisi (penunjang ) seperti :
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi.
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus.

Gejala Klinis:

  • Uterus tidak berkontraksi dan lunak
  • Perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir (P3).
Pencegahan atonia uteri.
Atonia uteri dapat dicegah dengan Managemen aktif kala III, yaitu pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM, atau 5U IM dan 5 U Intravenous atau 10-20 U perliter Intravenous drips 100-150 cc/jam.
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Menejemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.Oksitosin mempunyai onset yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti preparat ergometrin. Masa paruh oksitosin lebih cepat dari Ergometrin yaitu 5-15 menit.
Prostaglandin (Misoprostol) akhir-akhir ini digunakan sebagai pencegahan perdarahan postpartum.

Penanganan Atonia Uteri;
A. Penanganan Umum
  • Mintalah Bantuan. Segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
  • Lakukan pemeriksaan cepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital(TNSP).
  • Jika dicurigai adanya syok segera lakukan tindakan. Jika tanda -tanda syok tidak terlihat, ingatlah saat melakukan evaluasi lanjut karena status ibu tersebut dapat memburuk dengan cepat. 
  • Jika terjadi syok, segera mulai penanganan syok.oksigenasi dan pemberian cairan cepat, Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch perlu dilakukan untuk persiapan transfusi darah.
  • Pastikan bahwa kontraksi uterus baik: 
  • lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah. Bekuan darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus yang efektif. berikan 10 unit oksitosin IM 
  • Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar-masuk.
  • Periksa kelengkapan plasenta Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina, dan perineum.
  • Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti), periksa kadarHemoglobin:
  • Jika Hb kurang dari 7 g/dl atau hematokrit kurang dari 20%( anemia berat):berilah sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan;
  • Jika Hb 7-11 g/dl: beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 60 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan;
B.Penanganan Khusus
  • Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri.
  • Teruskan pemijatan uterus.Masase uterus akan menstimulasi kontraksi uterus yang menghentikan perdarahan.
  • Oksitosin dapat diberikan bersamaan atau berurutan
  • Jika uterus berkontraksi.Evaluasi, jika uterus berkontraksi tapi perdarahan uterus berlangsung, periksa apakah perineum / vagina dan serviks mengalami laserasi dan jahit atau rujuk segera.
  • Jika uterus tidak berkontraksi maka :Bersihkanlah bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina & ostium serviks. Pastikan bahwa kandung kemih telah kosong
Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan transfusi sesuai kebutuhan.
Jika perdarahan terus berlangsung:
Pastikan plasenta plasenta lahir lengkap;Jika terdapat tanda-tanda sisa plasenta (tidak adanya bagian permukaan maternal atau robeknya membran dengan pembuluh darahnya), keluarkan sisa plasenta tersebut.Lakukan uji pembekuan darah sederhana.
Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati.
Jika perdarahan terus berlangsung dan semua tindakan di atas telah dilakukan, lakukan:
Kompresi bimanual internal atau Kompresi aorta abdominalis
Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit.
  • Jika uterus berkontraksi, teruskan KBI selama 2 menit, keluarkan tangan perlahan-lahan dan pantau kala empat dengan ketat.Jika uterus tidak berkontraksi, maka : Anjurkan keluarga untuk mulai melakukan kompresi bimanual eksternal; Keluarkan tangan perlahan-lahan; Berikan ergometrin 0,2 mg LM (jangan diberikan jika hipertensi); Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin. Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin; Ulangi KBI,Jika uterus berkontraksi, pantau ibu dengan seksama selama kala empat.
  • Jika uterus tidak berkontraksi maka rujuk segera
Jika perdarahan terus berlangsung setelah dilakukan kompresi:
  • Lakukan ligasi arteri uterina dan ovarika. 
  • Lakukan histerektomi jika terjadi perdarahan yang mengancam jiwa setelah ligasi.
Uterotonika :

Oksitosin : merupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus posterior hipofisis. Obat ini menimbulkan kontraksi uterus yang efeknya meningkat seiring dengan meningkatnya umur kehamilan dan timbulnya reseptor oksitosin. Pada dosis rendah oksitosin menguatkan kontraksi dan meningkatkan frekwensi, tetapi pada dosis tinggi menyebabkan tetani.
Oksitosin dapat diberikan secara IM atau IV, untuk perdarahan aktif diberikan lewat infus dengan Larutan Ringer laktat 20 IU perliter, jika sirkulasi kolaps bisa diberikan oksitosin 10 IU intramiometrikal (IMM).
Efek samping pemberian oksitosin sangat sedikit ditemukan yaitu nausea dan vomitus, efek samping lain yaitu intoksikasi cairan jarang ditemukan.
Metilergonovin maleat : merupakan golongan ergot alkaloid yang dapat menyebabkan tetani uteri setelah 5 menit pemberian IM.
Dapat diberikan secara IM 0,25 mg, dapat diulang setiap 5 menit sampai dosis maksimum 1,25 mg, dapat juga diberikan langsung pada miometrium jika diperlukan (IMM) atau IV bolus 0,125 mg.
Obat ini dikenal dapat menyebabkan vasospasme perifer dan hipertensi, dapat juga menimbulkan nausea dan vomitus. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan hipertensi.
Prostaglandin (Misoprostol) : merupakan sintetik analog 15 metil prostaglandin F2alfa.
Misoprostol dapat diberikan secara intramiometrikal, intraservikal, transvaginal, intravenous, intramuscular, dan rectal. Pemberian secara IM atau IMM 0,25 mg, yang dapat diulang setiap 15 menit sampai dosis maksimum 2 mg. Pemberian secara rektal dapat dipakai untuk mengatasi perdarahan pospartum (5 tablet 200 µg = 1 g).
Prostaglandin ini merupakan uterotonika yang efektif tetapi dapat menimbulkan efek samping prostaglandin seperti: nausea, vomitus, diare, sakit kepala, hipertensi dan bronkospasme yang disebabkan kontraksi otot halus, bekerja juga pada sistem termoregulasi sentral, sehingga kadang-kadang menyebabkan muka kemerahan, berkeringat, dan gelisah yang disebabkan peningkatan basal temperatur, hal ini menyebabkan penurunan saturasi oksigen.
Uterotonika ini tidak boleh diberikan pada ibu dengan kelainan kardiovaskular, pulmonal, dan gangguan hepatik.
Efek samping serius penggunaannya jarang ditemukan dan sebagian besar dapat hilang sendiri. Dari beberapa laporan kasus penggunaan prostaglandin efektif untuk mengatasi perdarahan persisten yang disebabkan atonia uteri dengan angka keberhasilan 84%-96%. Perdarahan pospartum dini sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri maka perlu dipertimbangkan pemakaian Uterotonika untuk menghindari perdarahan masif yang terjadi.

Kompresi Uterus Bimanual.

Peralatan : sarung tangan steril; dalam keadaan sangat gawat; lakukan dengan tangan telanjang yang telah dicuci
Teknik :
  • Basuh genetalia eksterna dengan larutan disinfektan; dalam kedaruratan tidak diperlukan,
  • Eksplorasi dengan tangan kiri 
  • Sisipkan tinju kedalam forniks anterior vagina.Tangan kanan (luar) menekan dinding abdomen diatas fundus uteri dan menangkap uterus dari belakang atas. 
  • Tangan dalam menekan uterus keatas terhadap tangan luar,ia tidak hanya menekan uterus, tetapi juga meregang pembuluh darah aferen sehingga menyempitkan lumennya.
Kompresi uterus bimanual dapat ditangani tanpa kesulitan dalam waktu 10-15 menit.
Biasanya ia sangat baik mengontrol bahaya sementara dan sering menghentikan perdarahan secara sempurna.Bila uterus refrakter oksitosin, dan perdarahan tidak berhenti setelah kompresi bimanual, maka histerektomi tetap merupakan tindakan terakhir.

Daftar Pustaka :
James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002.
Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Unversitas Padjajaran Bandung, 1993.
Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004
Heller, Luz. Gawat darurat ginekologi dan obstetric. Alih bahasa H. Mochamad martoprawiro, Adji Dharma. Jakarta: EGC, 1997.

Plasenta previa

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi.

Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu,  yaitu:








- plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta,
- plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta,
- plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir,
- plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
Etiologi atau penyebab plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi atau sering melahirkan
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah.
ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.
berikut ini gambaran plasenta normal:
Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast.
INSIDENS
Insidens atau kejadian plasenta previa adalah satu dari 250 kehamilan. Insidens berganda pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur lebih dari 30 tahun cenderung mendapat plasenta previa.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Kondisi yang multifaktorial telah dipostulatkan berhubungan dengan multipara, gestasi berkali-kali, umur kehamilan dini, kelahiran dengan sesarea sebelumnya, abortus, dan mungkin merokok. Berbeda pada pedarahan trimester awal, pada perdarahan trimester dua dan tiga biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta previa diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada bagian bawah (kauda) uterus. Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa yang dikenal adalah
1. Plasenta previa totalis : Ostium uteri interna tertutup sempurna oleh plasenta
2. Plasenta previa parsial : Ostium uteri interna tertutup sebagian oleh plasenta
3. Plasenta previa marginal : Tepi plasenta berada pada margin ostium uteri interna
4. Plasenta letak rendah : plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dimana tepi plasenta tidak mencapai ostium uteri interna, tetapi berdekatan dengan ostium tersebut.
Ciri-ciri plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
10. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
11. Presentasi mungkin abnormal
Diagnosis plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan:
1. Anamnesis
Gejala pertama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar:
Inspeksi (penglihatan):
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya
- Kalau telah bwrdarah banyak maka ibu kelihatan anemis (pucat)
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijumpai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul
- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.
Pemeriksaan dengan Alat:
- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum
- Pemeriksaan USG:
a. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 % identifikasi plasenta previa
b. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
c. MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan plasenta perkreta.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa, laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat dengan inspekulo.
Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix.
Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa adalah Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Tujuan seksio sesarea :
1. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri.
2. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin dilahirkan pervagina.
Jika Anda mengalami datau mendapatkan diagnosa plasenta privea maka sebaiknya Anda :
  • Jika Anda terdiagnosa plasenta previa atau plasenta letak rendah di pertengahan kehamilan (trimester kedua), Anda sebaiknya melakukan USG lagi di akhir trimester kedua atau di usia kehamilan 32 minggu untuk memastikan dan memeriksa apakah posisi plasenta telah bergerak dan bergeser keatas mengikuti perkembangan dan peregangan rahim.
  • Jika plasenta Anda tidak menutupi leher rahim seluruhnya (plasenta previa lateralis maupun plasenta letak rendah) dan Anda tidak mengalami perdarahan  k selama kehamilan Anda, ulangi USG pada 36 minggu. Namun, USG ulangan dianjurkan pada 32 minggu jika:
  • Anda terdiagnosa plasenta previa di usia kehamilan 20 minggu
  • jika Anda sudah pernah  operasi caesar sebelum dan plasenta Anda letak rendah di bagian depan rahim
Perawatan tambahan akan diberikan berdasarkan keadaan pribadi Anda. Jika Anda memiliki mengalami plasenta previa totalis,  Anda mungkin akan ditawarkan masuk ke rumah sakit setelah 34 minggu kehamilan. Bahkan jika Anda tidak memiliki gejala sebelumnya, karena ada risiko Anda bisa tiba-tiba berdarah  dan kondisinya parah, yang mungkin berarti bahwa Anda memerlukan operasi caesar mendesak.
Anda harus selalu menghubungi rumah sakit jika Anda pendarahan, kontraksi atau nyeri.
Dalam beberapa kasus, transfusi darah sangat penting untuk menyelamatkan hidup Anda dan kehidupan bayi Anda. Jika Anda merasa bahwa Anda tidak pernah bisa menerima transfusi darah, maka Anda harus menjelaskan hal ini kepada dokter kandungan dan bidan sedini mungkin. Anda kemudian dapat membahas keberatan atau pertanyaan tertentu yang mungkin Anda miliki.
Apa yang akan terjadi pada saat kelahiran?
Tim kesehatan akan menyarankan cara terbaik bagi Anda untuk melahirkan berdasarkan keadaan individu Anda sendiri. Jika Anda memiliki plasenta previa totalis, maka bayi Anda akan perlu dilahirkan melalui operasi caesar.
Kecuali ada pendarahan parah atau indikasi lain, persalinan dengan operasi caesar harus dilakukan setelah 38 minggu. Anda biasanya akan mendapatkan program pemberian kortikosteroid antenatal untuk membantu bayi Anda  untuk mengurangi Komplikasi dari lahir prematur.
Anestesi Anda akan mendiskusikan pilihan untuk anestesi jika Anda membutuhkan operasi caesar. Anda mungkin harus memiliki anestesi umum, terutama dalam situasi darurat.
Jika Anda terdiagnosa plasenta previa, Anda lebih mungkin membutuhkan transfusi darah. Pasokan darah harus tersedia, jika perlu, untuk keadaan pribadi Anda.
Dalam kasus ekstrim, jika perdarahan terus dan tidak dapat dikendalikan, histerektomi (pengangkatan rahim) mungkin satu-satunya cara untuk mengendalikan perdarahan.
Jika ada perdarahan sebelum tanggal perkiraan lahir (HPL) Anda, Bayi Anda mungkin harus  dilahirkan lebih awal dari yang direncanakan.

Solusio Plasenta

Solusio Plasenta
Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta (organ yang memberi nutrisi kepada janin) dari tempat perlekatannya di dinding uterus (rahim) sebelum bayi dilahirkan.
Penyebab
Penyebab pasti dari solusio plasenta dapat sulit untuk ditentukan. Penyebab langsungnya jarang, antara lain meliputi:
  • Adanya luka pada daerah perut akibat jatuh, pukulan pada daerah perut, atau kecelakaan mobil.
  • Hilangnya volume uterus secara mendadak (dapat terjadi bersama dengan hilangnya cairan amnion/ketuban secara cepat atau setelah bayi kembar pertama dilahirkan).
Faktor risiko, meliputi:
  • Kelainan pembekuan darah (trombofilia)
  • Merokok
  • Penggunaan obat-obat narkotika seperti kokain
  • Diabetes
  • Konsumsi alkohol lebih dari 14 kali per minggu selama kehamilan
  • Tekanan darah tinggi selama kehamilan (sekitar separuh dari kejadian solusio plasenta yang mengakibatkan kematian bayi berhubungan dengan tekanan darah tinggi)
  • Riwayat solusio plasenta sebelumnya
  • Peningkatan distensi uterus (dapat terjadi pada kehamilan kembar atau volume cairan amnion yang sangat banyak)
  • Frekuensi persalinan yang sering sebelumnya
  • Ibu hamil berusia tua
  • Pecahnya ketuban sebelum waktunya (selaput ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu)
  • Fibroid Uteri
Solusio plasenta, yang berupa berapapun bagian plasenta yang terlepas sebelum persalinan, terjadi pada sekitar 1 dari 150 persalinan. Sementara untuk bentuk solusio plasenta yang berat dimana dapat menyebabkan kematian bayi, terjadi hanya pada sekitar 1 dari 800-1600 persalinan.

Gejala
  • Nyeri perut
  • Nyeri punggung
  • Kontraksi uterus yang sering
  • Kontraksi uterus terus menerus tanpa periode relaksasi
  • Perdarahan vagina
Pemeriksaan, meliputi:
  • Ultrasonografi (USG) abdomen
  • Hitung jenis darah lengkap
  • Monitoring janin
  • Kadar fibrinogen
  • Partial thromboplastin time
  • Pemeriksaan pelvis (rongga panggul)
  • Prothrombin time
  • USG vagina
Penanganan
Penanganan dapat melibatkan pemberian cairan intravena dan transfusi darah. Ibu hamil perlu dimonitor secara ketat untuk mengetahui adanya gejala-gejala syok. Bayi yang belum lahir perlu diawasi adanya tanda-tanda stres yang dapat berupa adanya denyut jantung abnormal.
Tindakan pembedahan sesar mungkin diperlukan untuk melahirkan bayi yang sangat prematur dan apabila hanya sedikit bagian plasenta yang terlepas, ibu hamil harus tetap dirawat di rumah sakit untuk observasi ketat dan dapat dipulangkan setelah beberapa hari apabila kondisinya tidak bertambah buruk.
Apabila janin dalam kandungan sudah cukup usia kehamilan maka dapat dilakukan persalinan per vagina yaitu apabila keadaan ibu dan bayi baik. Sedangkan bila keadaan ibu dan bayi tidak memungkinkan maka persalinan dapat dilakukan melalui pembedahan sesar.
Prognosis
Solusio plasenta tidak selalu menyebabkan kematian bagi ibu hamil yang mengalaminya. Namun bagaimanapun semua keadaan berikut ini dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, antara lain:
  • Serviks (leher rahim) yang menutup
  • Diagnosis dan penanganan solusio plasenta yang terlambat
  • Perdarahan yang berlebihan, yang mengakibatkan syok
  • Perdarahan uterus yang tersembunyi selama kehamilan
  • Tidak adanya tanda-tanda persalinan
Pada sekitar separuh kasus solusio plasenta, stres pada janin terjadi di awal kejadian. Bayi yang masih hidup memiliki kemungkinan sebanyak 40-50% untuk mengalami komplikasi yang bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang berat.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dapat berupa perdarahan yang banyak dan berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya syok sampai dengan kematian ibu atau bayi.
Apabila perdarahan terjadi setelah proses persalinan dan kehilangan darah tidak dapat diatasi dengan cara lain, mungkin diperlukan tindakan histerektomi (pengangkatan uterus) pada ibu hamil.
Kapan saatnya untuk menghubungi tenaga kesehatan?
Hubungi tenaga kesehatan apabila ibu hamil mengalami kecelakaan bahkan untuk kecelakaan ringan sekalipun.
Hubungi dokter segera apabila terjadi perdarahan selama kehamilan dan ibu hamil perlu segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit apabila terjadi perdarahan vagina dan nyeri perut yang berat atau terjadi kontraksi beberapa kali selama kehamilan karena solusio plasenta dapat berkembang dengan cepat menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa ibu maupun bayinya.
Pencegahan
  • Hindari minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan obat-obatan narkotika dan psikotropika selama kehamilan.
  • Pemeriksaan kehamilan ke dokter atau bidan sejak awal diketahui adanya kehamilan dan secara teratur selama masa kehamilan.
  • Mengenali dan mengatasi adanya masalah kesehatan pada ibu hamil seperti diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya solusio plasenta.
Sumber:
Francois KE, Foley MR. Antepartum and postpartum hemorrhage. In: Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies. 5th ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Churchill Livingstone; 2007:chap 18.
Houry DE, Salhi BA. Acute complications of pregnancy. In: Marx J, Hockberger RS, Walls RM, et al, eds. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed. Philadelphia, Pa: Mosby Elsevier; 2009:chap 176.
Cunningham FG, Leveno KL, Bloom SL, et al. Obstetrical hemorrhage. In: Cunningham FG, Leveno KL, Bloom SL, et al., eds. Williams Obstetrics. 23rd ed. New York, NY: McGraw-Hill: 2010:chap 35.

Jumat, 06 Juli 2012

IHD (ISCHEMIA HEART DISEASE)

 
A.Defenisi
Iskemik atau penyakit iskemia jantung (IHD), atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung , biasanya karena penyakit arteri koroner ( aterosklerosis dari arteri koroner ).

Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard. Penyebab paling umum iskemia miokard adalah aterosklerosis. Keberadaan aterosklerosis menyebabkan penyempitan pada lumen pembuluh arteri koronaria epikardial sehingga suplai oksigen miokard berkurang. Iskemia miokard juga dapat terjadi karena kebutuhan oksigen miokard meningkat secara tidak normal seperti pada hipertrofi ventrikel atau stenosis aorta. Jika kejadian iskemik bersifat sementara maka berhubungan dengan angina pektoris, jika berkepanjangan maka dapat menyebabkan nekrosis miokard dan pembentukan parut dengan atau tanpa gambaran klinis infark miokard (Isselbacher, 2000).

Resiko IHD meningkat karena faktor usia, merokok, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi), diabetes, dan hipertensi (tekanan darah tinggi), dan lebih sering terjadi pada pria dan mereka yang memiliki kerabat dekat dengan penyakit iskemia jantung.

B.Epidemologi
Ini adalah penyebab umum kematian paling banyak di kebanyakan negara Barat, dan penyebab utama dari penerimaan rumah sakit. Ada bukti terbatas untuk screening, tapi pencegahan (dengan diet sehat dan kadang-kadang obat untuk diabetes, kolesterol dan tekanan darah tinggi) digunakan baik untuk mencegah IHD dan untuk mengurangi risiko komplikasi.

IHD adalah penyebab utama kematian bagi pria dan wanita di AS dan negara-negara industri lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi individu pada usia berapapun tetapi paling sering pada orang tua. Pria yang terkena lebih sering daripada perempuan namun tingkat menyamakan antara laki-laki dan perempuan berikut menopause.(Wikipedia).

C. Etiologi
Penyakit jantung iskemik dapat hadir dengan salah satu masalah berikut:
 Angina pektoris ( nyeri dada yang kuat, dalam cuaca dingin atau situasi emosional)
 Nyeri dada akut: sindrom koroner akut , angina tidak stabil atau infark miokard ("serangan jantung", sakit parah dada tak henti-hentinya dengan istirahat yang terkait dengan bukti kerusakan jantung akut)
 Gagal jantung (sesak napas atau pembengkakan pada kaki karena kelemahan dari otot jantung)

Riwayat kesehatan membedakan antara penyebab lain untuk sakit dada (seperti dispepsia , nyeri muskuloskeletal, emboli paru ). Sebagai bagian dari penilaian dari tiga presentasi utama IHD, faktor risiko ditangani. Ini adalah penyebab utama dari aterosklerosis(proses penyakit yang mendasari IHD): umur, jenis kelamin laki-laki, hyperlipidaemia (tinggi kolesterol dan lemak tinggi dalam darah),merokok , hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes , dan sejarah keluarga .

Diagnosis penyakit jantung iskemik yang mendasari gejala tertentu tergantung pada sifat dari gejala. Penyelidikan pertama adalahelektrokardiogram (EKG / EKG), baik untuk "angina dan sindrom koroner akut yang stabil". An X-ray dari dada dan tes darah dapat dilakukan.(Wikipedia.com)

D. Patofisiologi
Faktor utama miokardial tergantung oksigen (MVO2) adalah denyut jantung kontraktilitas, dan tekanan darah pada dinding intramiokardial selama sistol. Tekanan darah pada dinding dipertimbangkan sebagai faktor yang paling penting. Karena akibat IHD adalah terjadi peningkatan kebutuhan oksigen yang disuplai, perubahan dalam MVO2 berperan pada terjadinya iskemia dan gangguan yang terjadi tersebut bermaksud untuk mengurangi perubahan tersebut.

Perhitungan MVO2 tidak langsung yang berguna secara klinik yaitu hasil ganda (HG), dimana denyut jantung (DJ) dikalikan oleh oleh tekanan darah sistol (TDS) (HG=DJ x TDS). HG tidak mempertimbangkan perubahan dalam kontraksilitas (variable independen), dank arena hanya perubahan dalam tekanan yang dipertimbangkan, volume yang masuk di ventrikel kiri dan peningkatan MVO2 yang berhubungan dengan dilatasi ventrikular tidak dihiraukan.

Sistem koronari normal terdiri dari banyak epikardial atau permukaan pembuluh (R1) yang memberi tahanan kecil pada aliran miokardial dan arteri intramiokardial dan arteriol (R2) yang bercabang ke dalam jaringan kapiler tebal untuk mensuplai aliran darah dasar. Di bawah kondisi normal, tahanan R2 lebih besar dari R1. Aliran darah miokardiol behubungan secara terbalik dengan tahanan arteriol dan berhubungan
langsung dengan tekanan yang mengatur koroner.

vasodilatasi untuk mempertahankan aliran darah koroner. Dengan tingkat yang lebih tinggi dari hambatan, tanggapan yang diberikan tidak mampu, dan aliran koroner yang disediakan oleh vasodilatasi R2 tidak mampu untuk mencapai kebutuhan oksigen. Stenosis yang relatif parah (lebih dari 70%) akan memicu terjadinya iskemia dan gejalanya pada kondisi istirahat, dimana stenosis kurang parah dapat mengikuti cadangan aliran darah koroner untuk energi.

Diameter dan panjang dari lesi terhambat dan pengaruh tekanan yang melewati daerah stenosis juga mempengaruhi aliran darah koroner dan fungsi sirkulasi corrateral (tambahan). Hambatan koroner dinamik dapat terjadi pada pembuluh normal dan pembuluh dengan stenosis yang mengalami vasomotion (gerakan pembuluh) atau spasmus dapat memberikan beban tambahan sangat berat pada stenosis stabil. Iskemia yang bertahan dapat mendukung pertumbuhan aliran darah kolateral yang sedang berkembang.

Stenosis kritis terjadi ketika lesi hambatan melewati batas diameter luminal dan melampaui 70%. Lesi membuat hambatan 50%-70% dapat mengurangi alirah darah, tapi hambatan ini tidak tetap, dan vasospasmus dan trombosis terbebani berat pada lesi “non kritis” akan mengarah pada kejadian klinik seperti infark miokardial akut, jika lesi membesar dari 80% hingga 90%, tahanan dalam pembuluh akan menjadi tiga kali lipatnya. Cadangan koroner diperkecil pada sekitar 85% hambatan disebabkan oleh vasokontriksi. (Iso Farmakoterapi)

E. Manifestasi Klinik
Banyak kejadian iskemia tidak menyebabkan gejala angina (iskemia silent). Pasien sering mendapat keterulangan pola sakit atau gejala lain yang muncul setelah penggunaan energy dengan jumlah yang spesifik. Peningkatan frekuensi, keparahan, durasi, dan gejala pada istirahat mengesankan terjadinya pola tak stabil yang membutuhkan evaluasi medis secepatnya

Gejala termasuk sensasi tekanan atau pembakaran di atas sternum atau di dekatnya, yang seringnya merambat ke rahang kiri, bahu, dan tangan. Dada mengetat dn nafas memendek dapat juga terjadi. Sensasi ini berlangsung dari 30 detik hingga 30 menit.
Faktor yang mempercepat reaksi termasuk olahraga, lingkungan yang dingin, berjalan setelah makan, perasaan kesal, takut, marah, dan koitus. Pengurangan rasa sakit dengan istirahat dan dalam 45 detik hingga 5 menit setelah konsumsi nitrogliserin.

Pasien dengan angina varian atau Prinzmetal sekunder terhadap spasmus koroner lebih sering mengalami sakit pada kondisi istirahat dan pada waktu pagi hari. Sakit tidak selalu disebabkan oleh pernggunaan energi atau emosi stress, juga belum tentu dilepaskan dengan cara istirahat; pola ECG pada waktu serangan berlangsung dengan peningkatan bagian ST dari pada penurunannya.

Angina tidak stabil dibagai atas resiko kategori rendah, menengah atau tinggi untuk kematian jangka pendek atau IM tidak fatal. Ciri-ciri angina tidak stabil resiko tinggi termasuk (tapi tidak terbatas): (1) percepatan tempo gejala iskemia sebelum 48 jam; (2) sakit pada kondisi istirahat berlangsung lebih dari 20 menit; (3) lebih dari 75 tahun; (4) perubahan bagi ST; dan (5) penemuan klinis edema pulmonary, pengeluaran mitral, S3, suara dari dada, hipotensi, badikardi, atau takikardi.

Kejadian iskemia juga dapat menjadi kurang sakit, atau “diam”, setidaknya 60% pasien, kemungkinan disebabkan oleh nilai ambang yang tinggi dan toleransi untuk sakit lebih dari pasien yang sakit lebih sering. (Iso Farmakoterapi)

F. Terapi
Terapi jangka pendek dari terapi IHD adalah untuk mengurangi atau mencegaj gejala angina yang membatasi kemampuan aktivitas fisik dan memperburuk kualitas hidup. Tujuan jangka panjang adalah untuk mencegah PJK seperti IM, aritmia, dan gagal jantung dan untuk memperpanjang hidup pasien.

Terapi nitrat harus menjadi tahap pertama dalam pengatasan serangan akut angina stabil kronis jika serangan tidak sering terjadi. Jika angina terjadi tidak lebih dari satu kali pada hari yang berdekatan, maka sediaan sublingual nitrogliserin atau spray atau bukal cukup digunakan.

Dan secara skematis terapi bisa digambarkan sebagai berikut

(lihat dipiro)

Referensi.
Dipiro, Joseph T. et. Al, 2006, Pharmacotheraphy Handbook, Sixth edition. Mc Graw Hill Companies
Yulinah, Iskandar, Prof.Dr,Apt, dkk, 2009, Iso Farmakoterapi, PT ISFI Penerbitan; Jakarta

www. MIMS.com
www. Medicine.com
www.kimiafarma.co.id
www.wikipedia.com

Apa Itu Menstruasi Normal ?

 
Menstruasi, setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi dan  masing-masing memiliki pendapat pribadi tentang bagaimana menstruasi mempengaruhi hidup mereka. Menstruasi adalah fase terlihat dari siklus menstrul yang dihitung dari hari pertama perdarahan di satu siklus sampai hari sebelum hari pertama perdarahan berikutnya. Menstruasi adalah waktu yang menandakan tahun-tahun reproduksi dalam kehidupan seorang wanita. Awal menstruasi disebut menarche dan akhir periode ini disebut menopause 
Sangat penting untuk wanita mengenali yang dimaksud dengan siklus normal sehingga dapat mengenali gejala-gejala yang tidak normal yang mungkin menandakan awal sebuah disfungsi atau penyakit.

Perdarahan yang dialami setiap bulan sebenarnya adalah akhir dari 25 sampai 35 hari proses persiapan tubuh untuk hamil. Sebuah periode normal berlangsung antara 3 sampai 7 hari menggunakan hitungan hari pertama perdarahan. Meskipun proses berlangsung 25 sampai 35 hari, siklus pada gadis-gadis remaja biasanya tidak teratur selama beberapa tahun.

Karakteristik yang paling umum dari siklus normal meliputi keputihan di pertengahan siklus, perdarahan selama 3-7 hari, kram, kembung, nyeri payudara, kemurungan dan perubahan bau badan saat berkeringat. Wanita harus memperhatikan perubahan tertentu di tubuh mereka setiap bulan, sehingga dapat mengantisipasi awal periode dan jika terjadi perubahan yang tidak normal.

Kram adalah keluhan umum yang ada di sebagian besar sekolah dan berarti kehilangan waktu kerja bagi wanita. Kram bisa menjadi masalah jika kramnya parah atau rasa sakit tidak berkurang setelah mengkonsumsi obat bebas. Kram menstruasi dapat terjadi di perut bagian bawah, paha atas dan punggung bawah. Para wanita menggambarkan rasa sakit kram sebagai kondisi tumpul dan sakit yang hebat.

Selama menstruasi aliran darah dapat ringan, sedang atau berat tergantung pada seberapa tebal lapisan  rahim di bulan itu. Kebanyakan wanita mengalami fluktuasi aliran darah setiap bulannya, tetapi rata-rata jumlahnya sama dari bulan ke bulan.

Keputihan bisa menjadi tidak sehat dan berhubungan dengan infeksi bakteri, bau yang tidak menyenangkan dan sering gatal, iritasi serta sakit saat buang air kecil. Infeksi vagina disebut vaginosis. Ketika vaginosis akibat infeksi bakteri terjadi, keputihan bisa terlihat jelas, berwarna putih susu atau abu-abu. Rasa sakit dan iritasi biasanya lebih buruk mendekati menstruasi.

Jamur adalah bentuk lain dari infeksi. 75% dari wanita memiliki infeksi jamur paling tidak sekali dalam hidup. Pada infeksi jamur, keputihan berwarna putih seperti keju lembut. Infeksi jamur disebabkan oleh perubahan hormon, pakaian ketat, memakai pakaian renang basah untuk jangka waktu lama, diabetes, kelebihan berat badan dan penggunaan  antibiotik.

Para wanita harus menghindari penggunakan semprotan air atau sabun dan sabun beraroma tajam. Bersihkan daerah vagina dengan sabun ringan di luar daerah vagina. Kenakan pakaian longgar, celana dalam katun dan disarankan memakai pantiliner. Mereka juga harus ingat untuk menyeka dari depan ke belakang, mengurangi tingkat stres dan menjaga diafragma dan aplikator tampon agar tetap bersih.

Unsur lain dari menstruasi untuk diperhatikan adalah amenore atau tidak adanya menstruasi. Gadis-gadis muda harusnya telah mulai mengalami menstruasi di umur 16, jika belum maka mereka harus berkonsultasi dengan dokter. Amenore sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya menstruasi tetapi kemudian berhenti selama 3 siklus. Penyebab yang paling mungkin dari amenore sekunder adalah penurunan berat badan ekstrim, stres, gangguan makan serta olahraga  berlebihan. Hilangnya menstruasi dapat menyebabkan osteoporosis sehingga harus cepat ditangani.

Para wanita dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ke diri mereka sendiri:

* Apakah mengalami perubahan besar di siklus menstruasi ?
* Apakah menstruasi yang terjadi sangat berat atau sangat ringan?
* Apakah tingkat kram parah?
* Apakah keputihan serta bau badan berat dan kuat?

Pertimbangkan semua faktor diatas untuk menentukan apakah siklus menstruasi Anda normal atau Anda harus berkonsultasi ke dokter.

Spondiloartritis

Gambaran Ikhtisar

Spondiloartritis adalah penyakit inflamasi rematik yang menyerang tulang belakang, sendi dan entesis (dimana sisi insersi jaringn pengikat sendi, urat, atau kapsul artikular dalam tulang, sebagi contoh the tendonitis archiles, plantar fasciitis). Itu merupakan kelompok  gabungan berbagai penyakit yang berhubungan: Spondilitis ankilosing, artritis psoriatik, artritis enteropatik, artritis reaktif, and spondiloartritis tidak terdiferensiasi.


Penyebab


Kondisi keluarga ini dikenal sebagai penyakit auto imun kronik dengan penyebab tidak dikethui, tetpi gen mungkin berperan dan pemicu infektif kadang hadir.


Gejala

Pada spondiloartritis, terdapat inflamsi tulang belakang, sendi dan antesis. Jika melibatkan jari tangan dan kaki, mungkin bengkak dan tampak seperti ‘jari sosis’.
Semua penyakit ini menunjukkan berbagai gejala dan tanda, tetapi berbagi banyak kemiripan, termasuk:
  • Sakroiliitis (inflamasi sendi antara pelvis dan tulang belakang) dan spondilitis (inflamasi sendi antara tulang belakang)
  • Kehadiran entesitis (inflamasi entesis) (digambarkan di atas)
  • Ketidakhadiran tes darah positif tanpa penyebab yang diketahui, tetapi gen mengkin berperan sebagai faktor rematoid (‘seronegatif’)
  • Kecenderungan untuk terjadi lebih sering dari kadang-kadang pada satu anggota keluarga   

Type of Spondyloarthritis

Ankilosing Spondilitis (AS)
Ankilosing Spondilitis adalah penyakit jangka panjang yang mempengaruhi sendi pada tulang bekalang, pelvis dan, seringnya, sendi peripheral seperti panggul, lutut, tumit dan kaki juga. Masalah utama adalah inflamasi kronik yang akhirnya menyebabkan tulang belakang melebur menyatu.
Kondisi biasanya mulai dengan nyeri pinggang yang mmburuk di malam hari, di pagi hari, atau setelah lama tidak aktif, dan cenderung membaik dengan olah raga. Penyebaran terbatas pada dada mungkin terjadi sebagai hasil inflamasi sendi antar tulang rusuk. Seiring dengan perkembangan penyakit, beberapa bagian tulang belakang mungkin terserang.
Penyakit ini menyerang lebih banyak pria dibandingkan wanita walaupun wanita juga terserang. Kecenderungan mulai antara usia 20 dan 40. Faktor resikonya termasuk memiliki anggota keluarga yang terkena dan jenis kelamin pria.

Diagnosis Gejala
Adalah penting bahwa Anda memberikan sejarah rinci gejala kepada dokter, seringnya, diagnosis dibuat berdasarkan gejala Anda. Gejala khusus ankilosing spondilitistermasuk postur bungkuk dan nyeri punggung yang memburuk di malam hari, di pagi hari, atau setelah lama tidak aktif, dan cenderung membaik dengan olah raga.

Leher, panggul dn tumit nyeri dan bengkk pada bahu, lutut dan tumit, kekakuan punggung, penyebaran terbatas pada dada dan daya gerak yang melibatkan tulang belakang dan panggul, lemas, demam, kehilangan selera makan, kehilangan berat badan juga merupakan gejala. Komplikasi tidak umum lainnya termasuk inflamasi mata, fibrosis paru dan penyakit katup jantung.

Artritis Psoriatik
Psoriatik adalah ruam bersisik yang dapat menyerang bagian tubuh manapun, tetapi paling sering sikut, lutut dan kepala. Pada sekitar 5 – 10% pasien dengan psoriasis, arthritis juga terjadi, menimbulkan artritis psoriatik. Selain dari keterlibatan tulang belakang, pelvis dan sendi, artritis psoriatic juga diserti dengan perubahan kuku tangan dan kaki seperti lubang kecil.

Artritis Enteropatik
Artritis enteropatik adalah bentuk spondiloartritis yang dihubungkan dengan penyakit inflamasi usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulsertif, yang biasnaya menyebabkan inflamasi usus. Sekitar 1 dari 6 orang dengan penyakit inflamasi usus akan menderita artritis enteropatik menyerang tulang belakang dan sendi.

Artritis Reaktif
Artritis reaktif merujuk pada tipe spondiloartritis yang disebabkan oleh bakteri tertentu yang menyebabkan gastroenteritis atau infeksi saluran kencing. Sindrom Reiter merupakan bentuk artritis reaktif yang juga mempengaruhi mata dan kulit.

Spondiloartritis Tidak Terdiferensiasi
Tidak semua pasien memiliki gejala dan tanda klasik yang sangat pas untuk satu dari kategori tersebut diatas, khususnya pada awal penyakit. Pada kasus tersebut, istilah, spondiloartritis tidak terdiferensiasi bisa digunakan.


Pencegahan

Walaupun tidak ada pencegahan atau pengobatan untuk spondiloartritis, kesadaran factor resiko dan gejala memungkinkan deteksi dini dan pengobatan. Hubungi dokter jika Anda memiliki gejala berkesan spondiloartritis  atau jika Anda sudah didiagnosa denganya dan gejal baru atau komplikasi timbul.


Diagnosis

Sebagai tambahan untuk mengambil sejarah dan pemeriksaan, dokter Anda mungkin merekomendasikan tes darah tertentu seperti jenis ukur darah, ESR, HLA-B27, dan x-rays tulang belakang dan pelvis untuk mendukung diagnosis.

HLA-B27 dikenal sebagai petanda genetic untuk ankilosing spondilitis. Namun, sebagian individu HLA-B27 tidak mengidap penyakit, maka dari itu tidak disarankan untuk melakukan tes jika Anda tidak memiliki gejala ankilosing spondilitis. Operasi mungkin jarang terjadi walaupun Anda memiliki saudara yang terkena.


Pilihan Pengobatan

Sebagai pengobatan pertama kali, dokter Anda memberi resep obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) untuk mengurangi inflamasi dan nyeri. Sekali-kali kortikostreroid diresepkan untuk penggunaan jangka pendek untuk menekan inflamasi yang tidak diinginkan. Kadang obat yang lebih keras seperti metotrexat atau sulfasalazin diresepkan jika Anda tidak merespon NSAID dengan baik atau ketergantungan pada steroid dosis tinggi.

Obat-obatan yang lebih baru disebut TNF bloker yang menghalangi protein inflamatori, telh menunjukkan efektivitas tinggi dalam mengobati artritis sendi juga artritis tulang belakang. Kelompok obat-obatan ini termasuk Enbrel®, Remicade® and Humira®.

Operasi mungkin sangat jarang diperlukan jika sendi rusak parah dan terdapat perubahan degenerasi  sekunder signifikan.

Pentingnya Olah Raga
Olah raga berperan sangat penting membantu untuk meningkatkan postur dengn mengurangi kekakuan dan nyeri. Sebagian besar pasien mendapat keuntungan dari olah raga setiap hari di rumah sesuai rekomendasi fisioterapis. Tidk aktif berlebih tentunya meningkatkan resiko peleburan tulang belakang. Namun, harap ingat jika Anda memiliki Ankilosing Spondilitis, Anda harus menghindari olah raga tekanan tinggi dan angkat berat karena meningkatnya resiko retaknya tulang belakang.

Pandangan
Gejala spondyloarthritis mungkin memburuk, stabil pada tahap tertentu, atau meringan. Rangkaian penyakit menjadi tidak terduga. Gejala datang dan pergi kapan saja. Namun, kecuali ada gejolak utama, sebagian besar orang dapat melakukan aktivitas harian secara normal jika penyakit tetap terkendali.

Pada kasus lebih ekstrim atau jangka panjang, kerusakan sendi dan tulang dapat menyebabkan peleburan sendi tulang belakang atau daerah lainnya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi cara berjalan dan fungsi. Karena spondiloartritis merupakan penyakit kronis, janji ulang dokter jangka panjang disarankan.