Kamis, 12 Juli 2012

Solusio Plasenta

Solusio Plasenta
Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta (organ yang memberi nutrisi kepada janin) dari tempat perlekatannya di dinding uterus (rahim) sebelum bayi dilahirkan.
Penyebab
Penyebab pasti dari solusio plasenta dapat sulit untuk ditentukan. Penyebab langsungnya jarang, antara lain meliputi:
  • Adanya luka pada daerah perut akibat jatuh, pukulan pada daerah perut, atau kecelakaan mobil.
  • Hilangnya volume uterus secara mendadak (dapat terjadi bersama dengan hilangnya cairan amnion/ketuban secara cepat atau setelah bayi kembar pertama dilahirkan).
Faktor risiko, meliputi:
  • Kelainan pembekuan darah (trombofilia)
  • Merokok
  • Penggunaan obat-obat narkotika seperti kokain
  • Diabetes
  • Konsumsi alkohol lebih dari 14 kali per minggu selama kehamilan
  • Tekanan darah tinggi selama kehamilan (sekitar separuh dari kejadian solusio plasenta yang mengakibatkan kematian bayi berhubungan dengan tekanan darah tinggi)
  • Riwayat solusio plasenta sebelumnya
  • Peningkatan distensi uterus (dapat terjadi pada kehamilan kembar atau volume cairan amnion yang sangat banyak)
  • Frekuensi persalinan yang sering sebelumnya
  • Ibu hamil berusia tua
  • Pecahnya ketuban sebelum waktunya (selaput ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu)
  • Fibroid Uteri
Solusio plasenta, yang berupa berapapun bagian plasenta yang terlepas sebelum persalinan, terjadi pada sekitar 1 dari 150 persalinan. Sementara untuk bentuk solusio plasenta yang berat dimana dapat menyebabkan kematian bayi, terjadi hanya pada sekitar 1 dari 800-1600 persalinan.

Gejala
  • Nyeri perut
  • Nyeri punggung
  • Kontraksi uterus yang sering
  • Kontraksi uterus terus menerus tanpa periode relaksasi
  • Perdarahan vagina
Pemeriksaan, meliputi:
  • Ultrasonografi (USG) abdomen
  • Hitung jenis darah lengkap
  • Monitoring janin
  • Kadar fibrinogen
  • Partial thromboplastin time
  • Pemeriksaan pelvis (rongga panggul)
  • Prothrombin time
  • USG vagina
Penanganan
Penanganan dapat melibatkan pemberian cairan intravena dan transfusi darah. Ibu hamil perlu dimonitor secara ketat untuk mengetahui adanya gejala-gejala syok. Bayi yang belum lahir perlu diawasi adanya tanda-tanda stres yang dapat berupa adanya denyut jantung abnormal.
Tindakan pembedahan sesar mungkin diperlukan untuk melahirkan bayi yang sangat prematur dan apabila hanya sedikit bagian plasenta yang terlepas, ibu hamil harus tetap dirawat di rumah sakit untuk observasi ketat dan dapat dipulangkan setelah beberapa hari apabila kondisinya tidak bertambah buruk.
Apabila janin dalam kandungan sudah cukup usia kehamilan maka dapat dilakukan persalinan per vagina yaitu apabila keadaan ibu dan bayi baik. Sedangkan bila keadaan ibu dan bayi tidak memungkinkan maka persalinan dapat dilakukan melalui pembedahan sesar.
Prognosis
Solusio plasenta tidak selalu menyebabkan kematian bagi ibu hamil yang mengalaminya. Namun bagaimanapun semua keadaan berikut ini dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, antara lain:
  • Serviks (leher rahim) yang menutup
  • Diagnosis dan penanganan solusio plasenta yang terlambat
  • Perdarahan yang berlebihan, yang mengakibatkan syok
  • Perdarahan uterus yang tersembunyi selama kehamilan
  • Tidak adanya tanda-tanda persalinan
Pada sekitar separuh kasus solusio plasenta, stres pada janin terjadi di awal kejadian. Bayi yang masih hidup memiliki kemungkinan sebanyak 40-50% untuk mengalami komplikasi yang bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang berat.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dapat berupa perdarahan yang banyak dan berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya syok sampai dengan kematian ibu atau bayi.
Apabila perdarahan terjadi setelah proses persalinan dan kehilangan darah tidak dapat diatasi dengan cara lain, mungkin diperlukan tindakan histerektomi (pengangkatan uterus) pada ibu hamil.
Kapan saatnya untuk menghubungi tenaga kesehatan?
Hubungi tenaga kesehatan apabila ibu hamil mengalami kecelakaan bahkan untuk kecelakaan ringan sekalipun.
Hubungi dokter segera apabila terjadi perdarahan selama kehamilan dan ibu hamil perlu segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit apabila terjadi perdarahan vagina dan nyeri perut yang berat atau terjadi kontraksi beberapa kali selama kehamilan karena solusio plasenta dapat berkembang dengan cepat menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa ibu maupun bayinya.
Pencegahan
  • Hindari minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan obat-obatan narkotika dan psikotropika selama kehamilan.
  • Pemeriksaan kehamilan ke dokter atau bidan sejak awal diketahui adanya kehamilan dan secara teratur selama masa kehamilan.
  • Mengenali dan mengatasi adanya masalah kesehatan pada ibu hamil seperti diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya solusio plasenta.
Sumber:
Francois KE, Foley MR. Antepartum and postpartum hemorrhage. In: Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies. 5th ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Churchill Livingstone; 2007:chap 18.
Houry DE, Salhi BA. Acute complications of pregnancy. In: Marx J, Hockberger RS, Walls RM, et al, eds. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed. Philadelphia, Pa: Mosby Elsevier; 2009:chap 176.
Cunningham FG, Leveno KL, Bloom SL, et al. Obstetrical hemorrhage. In: Cunningham FG, Leveno KL, Bloom SL, et al., eds. Williams Obstetrics. 23rd ed. New York, NY: McGraw-Hill: 2010:chap 35.

1 komentar: